Kayu Ulin, Kayu Kaya Manfaat Dari Kalimantan

Salah satu kayu terkenal dari Kalimantan Selatan adalah kayu ulin. Kayu kokoh yang tumbuh tinggi ini ternyata memiliki segudang manfaat. 

Sama seperti komponen awal pengembangan kawasan Geopark yang meliputi pengembangan masyarakat, pembangunan ekonomi dan konservasi, pohon ulin juga memiliki manfaat pada bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. 

Untuk lebih jelas tentang peran kayu ulin dalam kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan akan dibahas pada artikel ini.

Manfaat ekologi

Sebagai tanaman yang mampu tumbuh tinggi besar di hutan-hutan tropis Geopark Pegunungan Meratus, pohon ulin memiliki peran besar dalam menjaga lingkungan. 

Daun-daun dari pohon ulin merupakan sumber pangan orangutan yang banyak hidup di hutan-hutan tropis Kalimantan. Selama pohon ulin dilestarikan, orangutan yang tinggal di dalam kawasan Geopark Pegunungan Meratus tidak akan kekurangan sumber pangannya.

Daun hijau dari pohon ulin tentu saja merupakan penghasil O2 dan menyerap CO2 sehingga menjaga udara tetap bersih dan menghindari polusi udara. Dalam skala kecil, pohon ulin mampu mengatur iklim agar tetap stabil dan bahkan mencoba mengurangi efek buruk dari pemanasan global. Daun-daunnya juga akan menyerap dan menyimpan cadangan air dari air hujan.

Tidak hanya daunnya yang berguna bagi kawanan orangutan di Kalimantan. Cabang-cabang pohon ulin juga merupakan tempat tinggal bagi orangutan dan penahan air agar tidak cepat hilang. 

Batang pohon ulin yang kuat bertugas menahan air lebih lama melalui aliran batang. Sedangkan akarnya yang kuat dan kokoh juga bertugas menahan air dan menahan tanah agar tidak kehilangan unsur hara-nya. Selain menjaga kesuburan tanah, pohon ulin juga akan menjaga agar tanah tetap kokoh untuk mencegah longsor.

Manfaat sosial-budaya

Dari segi sosial budaya dan kebermanfaatannya untuk kehidupan sehari-hari masyarakat ternyata setiap bagian dari pohon ulin memiliki perannya sendiri. Buah dari pohon ulin oleh masyarakat lokal digunakan sebagai obat bengkak dan semir untuk mewarnai dan menyehatkan rambut.

Daun dari pohon ulin adalah obat untuk muntah darah dan jika digunakan pucuknya saja maka dapat digunakan untuk menyuburkan rambut. 

Daun pohon ulin yang masih muda adalah obat untuk mengatasi gangguang ginjal sementara daun yang sudah tua bisa juga dijadikan obat untuk rambut.

Sedangkan batang pohon kayu ulin yang terkenal kuat seringkali dijadikan sebagai ukiran, sirap, hingga obat dan semir rambut. Tidak hanya batangnya yang masih kokoh, tapi pangkal pohonnya juga dapat dijadikan bahan ukiran dan kerajinan lainnya.

Manfaat ekonomi

Bagi masyarakat lokal dengan mengandalkan buah pohon ulin sebagai obat rambut/ semir rambut dari minyak ulinnya, mereka dapat terbantu secara ekonomi, baik digunakan sendiri atau dijadikan barang untuk diperjual belikan. 

Selain bijinya, daunnya juga membawa prospek ekonomi karena bermanfaat sebagai obat dan dapat menyerap karbon.

Ranting dan cabang-cabangnya adalah bahan baku utama untuk berbagai macam kerajinan. Rumah-rumah di Kalimantan banyak menggunakan kayu ulin sebagai tiang penyangga rumah dan arang kayu. Tidak hanya digunakan oleh masyarakat lokal saja, kayu ulin juga banyak digunakan sebagai bahan baku bangunan di luar Kalimantan.

Ada berbagai produk kerajinan dihasilkan oleh batang pohon ulin seperti furniture, bahan baku bangunan, pagar pembatas, jembatan, pelabuhan, perkapalan, bak truk, kereta api, instalasi listrik dan masih banyak lagi. Sedangkan bagian tunggulnya digunakan sebagai bahan ukiran dan kerajinan.

28 December 2023
Mengenal Entobotani Dari Geopark Pegunungan Meratus

Salah satu kekayaan hayati yang bisa ditemukan di Geopark Pegunungan Meratus sekaligus bentuk kebudayaan lokal yang patut dilestarikan adalah entobotani. Entobotani merupakan sistem pengetahuan tradisional dari suatu kelompok masyarakat atau etnik mengenai keanekaragaman sumber daya hayati, konservasi dan budaya. 

Memiliki berbagai macam kekayaan alam yang berlimpah menjadikan masyarakat lokal berupaya untuk mengolah kekayaan tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna untuk kehidupan mereka. 

Masyarakat secara tradisional dan sederhana mencoba membuat berbagai bentuk pengobatan tradisional melalui tanaman dan tumbuhan di sekitar mereka. Hal ini tentu menarik melihat bagaimana pengetahuan masyarakat tentang berbagai manfaat dari tanaman yang tumbuh di Pegunungan Meratus ternyata dapat berguna hingga saat ini.

Ada berbagai cara masyarakat memanfaatkan tumbuhan tersebut, mulai dari akar hingga buahnya. Masing-masing memiliki gunanya sendiri serta metode penggunaannya yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasannya.

Tanaman yang diambil akarnya

Yang pertama dimanfaatkan akarnya sebagai pengobatan adalah Limpas Walang (Baccaurea javanica). Limpas Walang ini oleh masyarakat lokal digunakan sebagai obat demam. Cara penggunannya adalah dengan merendam akar Limpas Walang dalam air selama beberapa saat lalu air rendaman tersebut diminum oleh pasien.

Ada juga tanaman Pasak Bumi yang sudah cukup terkenal atau nama ilmiahnya adalah Eurycoma longifolia yang berfungsi sebagai penambah stamina. Cara penggunaannya adalah setelah akar dibersihkan kemudian dipotong pangkal akarnya, direbus dahulu lalu air rebusan tersebut diminum.

Lalu ada tanaman Sampai Ringan (Schizaea digitata) yang berfungsi sebagai pelancar buang air kecil. Cara penggunaannya adalah dengan merendam akar pada air panas dan meminum airnya. 

Tanaman Teja (Ziziphus sp) juga dimanfaatkan akarnya untuk pengobatan ibu yang baru saja melahirkan. Caranya adalah dengan merebus akar dari tanaman Teja dan air rebusannya diminumkan pada ibu yang baru saja melahirkan. 

Adapula tanaman yang dimanfaatkan rimpang akarnya yaitu Banglai (Zingiber cassumunar) yang digunakan untuk mengobati gatal-gatal karena alergi dan ada Temulawak (Curcuma zantorrhiza) untuk menambah nafsu makan dan mengatasi hepatitis. Cara penggunaan Banglai adalah dengan memarutnya lalu dioleskan. Sedangkan Temulawak digunakan dengan cara ditumbuk lalu direbus atau direndam air panas dan diminum.

Tanaman yang diambil batangnya

Akar Kuning Laki (Arcangelisia flava) berguna untuk mengatasi penyakit liver. Cara penggunaannya adalah dengan merendam batang tersebut dalam air lalu air tersebut diminum oleh pasien.

Carikan habang dan carikan putih (Derris sp) adalah tanaman yang bisa mengatasi batuk dan berak berdarah dengan cara memotong-motong batangnya. Air yang keluar dari batang itulah yang diminum oleh pasien.

Sedangkan tanaman Cawat Hanoman (Tetrastigma sp) juga dimanfaatkan untuk mengatasi batuk. Cara penggunannya adalah dengan memotong-motong batang tersebut, kulitnya dibuang lalu direbus dan air rebusan tersebut diminum. 

Ada pula tanaman Pelawan (Tristaniopsis sp) yang digunakan untuk mengobati asma dan liver dimana yang dimanfaatkan adalah air yang keluar dari batang tersebut. Batang dilukai lalui air yang keluar dari batang itulah yang diminum. 

Sembilikan (Caesalpinia sp) adalah tanaman yang dimanfaatkan untuk obat mata. Caranya adalah dengan meneteskan air yang keluar dari batang Sembilikian ke mata.

Tampak Badak (Tabernaemontana sp) dimanfaatkan getah dari batangnya untuk mengatasi keracunan dan penangkal rampisan (minyak racun yang menyerang tenggorokan. Caranya adalah dengan mengumpulkan getah batang Tampar Badak dalam satu wadah berisi gula pasir (agar getah tidak membeku) lalu getah tersebut diminum.

Tatau (Derris sp) digunakan untuk mengatasi berak berdarah dan luka dalam. Cara memanfaatkannya dengan meminum air yang keluar dari batang tersebut. 

Ada pula yang dimanfaatkan kulit batangnya seperti Teja yang kulit batangnya ditumbuk lalu digunakan sebagai campuran bedak dingin. Atau Bungur (Lagerstroemia sp) untuk mengatasi diabetes. Cara penggunaannya adalah dengan merebus kulit batang Bungur lalu meminum airnya.

Tanaman yang dimanfaatkan daunnya

Girang-girang (Leea sp) dimanfaatkan untuk mengobati luka. Caranya adalah dengan meremas-remas pucuk daunnya lalu ditempelkan pada luka yang mau diobati.

Serangkai adalah tanaman yang bisa diolah menjadi teh ketika pucuk daunnya, baik segar atau kering, diseduh dengan air panas.

Sungkai (Peronema canescenes) dapat digunakan sebagai obat malaria. Caranya adalah dengan menumbuk pucuk daun tanaman Sungkai dan memakannya langsung.

Tanaman yang dimanfaatkan buahnya

Kilayu (Aglaia sp) dimanfaatkan buahnya untuk mengobati diare. Buah Kilayu yang berwarna merah tua sampai hitam dapat dimakan langsung.

Marsihung (Brucea Javanica) digunakan untuk mengatasi malaria. Buahnya cukup ditumbuk dan dimakan langsung oleh pasien.

Lalu ada juga buah Palas (Areca sp) dan buah Paler Warik yang juga digunakan untuk mengatasi diare. Cara penggunaannya sama yaitu cukup dimakan langsung saja. 

Selain itu ada pula tanaman Pacing-pacing yang digunakan untuk mengatasi sakit ibu yang baru saja melahirkan, seluruh tanaman ini direbus lalu air rebusannya diminum. Dan tanaman Mata Bulanang (Adenanthera sp) yang diambil bijinya untuk menyembuhkan berak dan batuk darah. Biji tanaman ini akan ditumbuk, lalu direndam dalam air panas dan air rendaman ini yang diminum.

28 December 2023
Mengintip Indahnya Kekayaan Flora di Geopark Pegunungan Meratus

Geopark Pegunungan Meratus terletak di wilayah Kalimantan Selatan. Sesungguhnya Provinsi Kalimantan Selatan berada di sebelah tenggara Pulau Kalimantan dan memiliki wilayah yang berupa dataran rendah di bagian barat dan pantai timur serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah. 

Karena memiliki dataran tinggi dan dataran rendah, maka wilayah Kalimantan Selatan memiliki berbagai keanekaragaman hayati yang patut dilihat. Kawasan dataran rendah Kalimantan Selatan masih didominasi lahan gambut dan rawa-rawa yang merupakan tempat hidup berbagai satwa air tawar. 

Sementara dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus sebagian besar masih merupakan hutan tropis alami yang dilindungi pemerintah.

Kawasan dataran tinggi Pegunungan Meratus yang masih alami ternyata menyimpan berbagai keindahan flora yang tidak boleh dilewatkan oleh pengunjung. Berikut ini adalah beberapa kekayaan flora yang menjadi daya tarik Geopark Pegunungan Meratus.

Anggrek Meratus

Dengan kondisi alamnya yang masih berupa hutan tropis membuat beraneka macam jenis anggrek mudah ditemukan dalam hutan-hutan yang ada di Geopark Pegunungan Meratus. Beberapa jenis anggrek terkenal yang bisa ditemui di Geopark Pegunungan Meratus adalah : Acantheppium, Arundia, Bulbophylum, Cymbodium, Calanthe, Ceologyne, Dendrobium, Eria, Grammothphylum, Phapiopedilum, Spathoglottis, dan Vanda.

Selain anggrek-anggrek liar tersebut terdapat juga anggrek yang dilindungi yaitu: Grammatophyllum Speciosum atau anggrek tebu dan Spathoglottis Urea atau anggrek sendok. 

Pohon berkayu

Selain anggrek, Kalimantan terkenal dengan beraneka ragam pohon berkayu yang kuat dan gagah di hutan-hutannya. Ada beraneka ragam jenis pohon berkayu yang bisa ditemukan di Geopark Pegunungan Meratus. 

Beberapa yang bisa dilihat adalah : pohon ulin atau kayu besi (Eusideroxylon Zwageri), Meranti, Wangun (Evodia Spp), Halaban (Vitex Pubescens), Tarap (Arthocarpus Spp), Bilayang (Amoora Spp), Bilayang Putih (Aglio Sp), Palawan (Cratoxylon Glaucum), Bambu (Bamboo), Kayu Binuang (Octomeles Sp), Putat (Baringtonia Sp), Nyamplung (Calloophylum Sp), dan Durian Hutan (Dorio Sp).

Pohon Buah di Kalimantan

Di Geopark Pegunungan Meratus pengunjung juga bisa melihat-lihat aneka ragam buah-buahan khas Kalimantan. Buah-buahan tersebut juga termasuk unik dan mungkin sulit ditemukan di luar Kalimantan Selatan. 

Pengunjung dapat menikmati berbagai jenis buah seperti : Aritam (semacam rambutan tanpa bulu), Siwau (semacam rambutan juga yang tidak berbulu), Asam Hurang (mangga kecil yang rasanya manis), Tandul (sejenis mangga yang rasanya sangat asam dan biasanya hanya dijadikan rujak), Lahung (sejenis durian berbulu panjang dan lancip dengan kulit berwarna merah tua), dan Mantaula (sejenis durian yang berkulit tebal dan memiliki rasa yang sangat khas).

Itu tadi sekilas tentang keunikan flora yang bisa ditemukan jika berkunjung ke Geopark Pegunungan Meratus. Masih ada banyak hal yang bisa dilihat dari beranekaragamnya flora yang tumbuh di wilayah Geopark Pegunungan Meratus. Dan hal tersebut yang menjadi daya tarik dari Pegunungan Meratus.

28 December 2023
Keunikan Megah Budaya Indonesia di Geopark Pegunungan Meratus

Geopark Pegunungan Meratus tidak sekedar menawarkan keajaiban geologi semata. Tujuan Geopark Pegunung Meratus sebagai perlindungan, pendidikan dan pembangunan kawasan secara berkelanjutan termasuk di dalamnya adalah menjaga kekayaan budaya (culturediversity).

Kekayaan budaya merupakan warisan bumi yang harus juga dimuliakan seperti yang tercantum dalam semboyan yang diantur Geopark Pegunungan Meratus. Ada keanekaragaman budaya asli Kalimantan Selatan yang bisa disaksikan ketika mengunjungi Geopark Pegunungan Meratus

Tato
Dalam kehidupan masyarakat Dayak tato adalah perlambang status sosial dari masyarakat itu sendiri. Masing-masing memiliki gambar tato yang berbeda sesuai dengan status sosialnya, maka dari itu melihat keunikan tato yang beragam di masyarakat Dayak menjadi sebuah pengalaman baru. Apalagi jika berkesempatan melihat proses pembuatan tato tradisional tersebut.

Senjata
Masyarakat Dayak memiliki senjata tadisional khas yang disebut dengan Mandau dan Talawang.

Rumah adat
Ada berbagai jenis rumah adat yang terkenal di masyarakat Dayak. Nama-nama rumah adat Dayak adalah: Rumah Bubungan Tinggi, Rumah Gajah Baliku, Rumah Palimasan, Rumah Balai Rini, Rumah Tadah Alas, Rumah Gajah Manyusu, Rumah Balai Laki, Rumah Palimbangan, Rumah Cacak Burung, Rumah Lanting, Rumah Joglo Gudang atau Rumah Joglo Banjar, Rumah Bangun Gudang, Rumah Panjang, Rumah Balai dan Rumah Baloy. Itu tadi adalah jenis-jenis rumah adat yang bisa dilihat sebagai peninggalan budaya masyarakat Dayak.

Suku
Masih banyak suku asli Dayak Meratus yang tinggal di Geopark Pegunungan Meratus dan menjadi pengalaman tersendiri untuk bertemu dengan mereka. Suku Dayak Meratus terdiri dari: Dayak Pitap, Dayak Alai, Dayak Atiran dan Dayak Kiyu, Dayak Hantakan (Dayak Bukit), Dayak Labuhan Amas, Dayak Loksado (Dayak Amandit), Dayak Harakit (Dayak Tapin), Dayak Paramasan, Dayak Kayu Tinggi, Dayak Bangkalan, Dayak Sampanahan, Dayak Riam Adungan, dan Dayak Bajuin.

Kesenian dan Tarian
Kesenian dan tarian tradisional adalah daya tarik sendiri yang bisa mengundang siapapun untuk datang dan menikmati berbagai pertunjukan seni serta tarian. Ada beragam kesenian dan tarian tradisional yang sampai sekarang masih dilestarikan. Tarian dan kesenian asli dari Suku Dayak adalah Tari Mandau, Tari Talawang, Upacara Tiwah, Tari Kecet Ledo, tarian Suku Banjar dan Tarian Suku Dayak Bukit.

Batik
Kalimatan Selatan juga memiliki batik dengan ciri khas tradisional yang sangat unik yang dikenal dengan nama Batik Sasirangan. Batik Sasingaran adalah batik khas yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali raffia dan selanjutnya diberi pewarna alami. Untuk motifnya sendiri terdiri dari motif yang sangat dekat dengan masyarakat lokal: motif Iris Pudak, Kambang Raja, Bayam Raja, Kulit Kurikit, Ombak Sinapur Karang, Bintang Bahambur, Sari Gading, Kulit Kayu, Naga Balimbur, Jajumputan, Turun Dayang, Kambang Tampuk Manggis, Daun Jaruju, Kangkung Kaombakan, Sisik Tanggiling, dan Kambang Tanjung.

Situs Arkeologi
Salah satu yang tidak boleh dilewatkan dari Geopark Pegunungan Meratus adalah mengunjungi berbagai lokasi penemuan situs-situs Arkeologi. Ada banyak penemuan Arkeologi yang ada di lokasi Geopark Pegunungan Meratus, seperti misalnya penemuan hasil atau produk kegiatan manusia purba berupa tulisan di dinding goa atau juga alat untuk berburu dan meramu. Di lokasi penemuan arkeologi tersebut hingga saat ini masih berlangsung berbagai penelitian dan proses evakuasi untuk mencari penemuan lebih jauh tentang kehidupan manusia purba di sana.

28 December 2023
Mengenal Geopark Meratus dan Kekayaan Alam di Dalamnya

Sebelum mengenal lebih jauh tentang Geopark Meratus mari cari tahu dulu apa itu geopark. Geopark dapat diartikan secara sederhana sebagai taman bumi, tetapi secara ilmu geopark adalah wilayah geografis tunggal yang dikelola secara holistik untuk tujuan perlindungan, pendidikan, dan pembangunan kawasan secara berkelanjutan. Dimana komponen pengembangan Kawasan Geopark meliputi pengembangan masyarakat, pembangunan ekonomi dan konservasi.

Semboyan yang dianut dalam pembangunan geopark adalah Celebrating Earth’s Heritage Sustaining Local Communities yang artinya “memuliakan warisan bumi, menyejahterakan masyarakat setempat.”

Lalu bagaimana dengan Geopark Meratus? Terletak di Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Selatan, Geopark Meratus merupakan hampatan ofiolit paling tua yang ada di Indonesia. Pegunungan Meratus tersusun oleh kelompok batuan ultamafik, malihan dan terobosan (seri ofiolit) yang diperkirakan berusia Yura (150-200 juta tahun lalu) sampai Kapur Awal/Bawah (100-500 juta tahun lalu).

Geoarea di Geopark Pegunungan Meratus
Wilayah Geopark Pegunungan Meratus dibagi lagi menjadi tiga geoarea yang berbeda. Geoarea merupakan kumpulan beberapa geosite yang berada dalam satu kawasan. Geoarea Pegunung Meratus terdiri dari: Geoarea Pegunungan Meratus yang merupakan hamparan ofiloit berumur Yura-Kapur Bawah, Geoarea Cekungan Barito yaitu Cekungan Barito berumur Eosen-Oligosen, dan Geoarea Cekungan Asem-asem yaitu Cekungan Asem-asem yang berumur Oligosen-Mosen Awal. Masing-masing Geoarea ini memiliki keunikan dan kekayaan alamnya yang berbeda dan menarik untuk dipelajari.

Di Geopark Pegunungan Meratus ada banyak hal yang bisa menjadi kekayaan geologi yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain. Geoarea Pegunungan Meratus terdiri dari geosite:

  • Air Terjun Lano
  • Air Panas Hantakan
  • Lok Lagah
  • Bukit Langgara
  • Air Terjun Sumargi
  • Bukit Kantawan
  • Air Panas Tanuhi
  • Air Terjun Kilat Api
  • Air Terjun Hanai
  • Air Terjun Barajang
  • Air Terjun Haratai
  • Air Terjun Mandin Tangkaramin
  • Air Terjun Gantungan Iwak dan Air Terjun Panas Lok Bahan
  • Air Terjun Balawaian
  • Tahura Sultan Adam Mandiangin
  • Matang Keladan
  • Air Terjun Bajuin dan Goa Marmer
  • Penambangan Intan Cempaka.

Sedangkan di Geoarea Cekungan Barito terdapat berbagai kumpulan geosite yang tak kalah uniknya. Di sana terdapat:

  • Goa Liang Tanah
  • Danau Biru
  • Goa Air Kukup
  • Goa Berangin
  • Bukit Sulingan
  • Bukit Pono
  • Batu Pagar-Benawa
  • Goa Liang Hadangan
  • Komplek Gunung Mandala
  • Air Panas Batu Bini
  • Bukit Batu Laki
  • Goa Baramban
  • Goa Batu Hapu
  • Bukit Kayangan.

Terakhir di Geoarea Cekungan Asem-asem terdapat juga berbagai keunikan alam yang tidak boleh dilewatkan sebagai bagian dari Geopark Pegunungan Meratus. Geosite yang ada di Geoarea Cekungan Asem-asem:

  • Goa Liang Bangkai
  • Goa Liang Udud
  • Goang Perjuangan Hasan Basri dan Situs Arkeologi.

Geopark Pegunungan Meratus memang terdiri dari berbagai kekayaan alam. Seperti telah disebutkan di atas bahwa Geopark Pegunungan Meratus memiliki keanekaragaman geologi (Geodiversity) yang terdiri dari: air terjun, air panas, bentang alam yang indah, karst dan mineral khas yaitu intan.

Selain keanekaragam geologi, di Geopark Pegunungan Meratus bisa juga menemukan keanekaragaman budaya (Culturediversity) berupa kekayaan tradisi dan budaya khas Kalimantan Selatan, berbagai kisah sejarah dan situs budaya, serta aneka kerajinan tangan dan makanan tradisional.

Ada pula berbagai kekayaan biologi (Biodiversity) yang terdiri dari beraneka ragam flora dan fauna asli Kalimantan Selatan. Kekayaan ini yang membuat Geopark Pegunungan Meratus menjadi salah satu tempat dengan keunikan alam, budaya dan keanekaragam hayati yang cocok dikunjungi.

28 December 2023
Menyelami Keunikan Geopark Pegunungan Meratus dan Kekayaan Alam di Dalamnya

Geopark Pegunungan Meratus yang terdapat di Kalimantan Selatan menyimpan sejuta keindahan alam yang tidak boleh dilewatkan. Di Geopark Pegunungan Meratus terdapat berbagai kekayaan alami yang terdiri dari: air terjun, air panas, berbagai bentang alam, karst hingga kehadiran mineral khas yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain lagi. Untuk lebih mengenal berbagai keindahan dan kekayaan alam Geopark Pegunungan Meratus akan dibahas pada artikel ini.

Air Terjun
Pada Geopark Pegunungan Meratus sendiri terdapat 11 air terjun yang berbeda dan tersebar pada 3 geoarea Pegunungan Meratus, Cekungan Barito dan Cekungan Asem-asem. Di air terjun ini pengunjung dapat menyaksikan tersingkanya batuan yang berumur Pra-Tersier. Batuan ini merupakan batuan dasar (basement) di Pulau Kalimantan. Pengunjung dapat datang dan melihatnya di beberapa lokasi seperti Batuan Malihan di Matang Keladan, Diorit di Air Terjun Kilat Api, Konglomerat Polimik di Air Terjun Lano dan masih banyak lagi yang berada di Pegunungan Meratus. 

Mineral khas
Di Geopark Pegunungan Meratus pengunjung dapat menyaksikan sendiri penambangan intan berkualitas tinggi yang terkait dengan pembentukan Pegunungan Meratus. Menariknya, penambangan intan ini masih dilakukan dengan cara tradisional sehingga pengunjung akan menyaksikan bagaimana para penambang mengambil endapan, memisahkan ukuran butir intan dengan alat yang sederhana, pencucian dan pemisahan yang menggunakan alat berbentuk kerucut seperti caping dan terbuat dari kayu yang disebut Linggang. Penambangan intan ini terdapat di Tambang Intan Cempaka.

Goa Karst
Ada banyak goa karst di Geopark Pegunungan Meratus. Pengunjung dapat datang dan melihat berbagai keindahan alam yang terbentuk secara alami di dalam goa. Salah satu yang menarik adalah adanya stalagtit dan stalagmite yang bisa dilihat di beberapa goa seperti: Goa Liang Tapah dan Goa Batu Hapu yang memiliki potensi tinggi sebagai Kawasan Bentang Alam Karst.
Selain terbentuknya stalagtit dan stalagmite yang bisa menarik perhatian, pengunjung juga bisa melihat kehadiran sunga dalam goa karst yang bersumber dari air bawah permukaan. Pengunjung dapat menyaksikannya di Telaga Bidadari Geosite Goa Liang Tapah, Desa Garagata, Kec. Jaro, Kabupaten Tabalong dan di Goang Liang Udud. 

Sumber air panas
Terdapat beberapa sumber air panas yang bisa dinikmati di Geopark Pegunungan Meratus, ada yang telah dikembangkan tetapi ada juga yang masih alami. Sumber air panas di sini berasal dari sistem panas bumi-non vulkanik. Lokasi sumber air panas yang telah dikembangkan adalah Air Panas Hantakan dan Air Panas Tanuhi. Sementara sumber air panas yang masih alami terdapat di Air Panas Lok Bahan, Air Panas Batu Bini dan Air Panas Tanuhi. 

Bentang Alam
Geopark Pegunungan Meratus memiliki bentang alam yang menarik dengan kehadiran hamparan perbukitan hijau dan indah seperti di Matang Keladan, Batu Pagat-Benawa, Bukit Langara dan masih banyak lagi yang bisa dinikmati.

Pengembangan lanjutan
Saat ini berbagai pengembang di lokasi Geopark Pegunungan Meratus sedang dilakukan untuk semakin meningkatkan perannya sebagai sarana geowisata, pendidikan dan konservasi alami. Pengembangan dilakukan dengan membaginya menjadi beberapa kawasan terpadu.
Kawasan yang akan dikembangkan sebagai geowisata dan pendidikan adalah:

  • Air Terjun Lano
  • Lok Lagah
  • Air Terjun Kilat Api
  • Air Terjun Hanai
  • Air Terjun Barajang
  • Air Terjun Sumargi
  • Air Terjun Haratai
  • Air Terjun Mandi Tangkaramin
  • Air Terjun Gantungan Iwak
  • Air Terjun Belawaian
  • Tambang Intan Cempaka
  • Tahura Sultan Adam Mandiangin
  • Matang Keladan
  • Air terjun Bajuin dan Goa Marmer

Kemudian ada juga pengembangan untuk kawasan geowisata, pendidikan dan bentang alam karst yang terdiri dari:

  • Goa Liang Tapah
  • Goa Air Kukup
  • Bukit Sulingan
  • Goa Berangin
  • Batu Pagat-Benawa
  • Goa Liang-Hadangan
  • Bukit Batu Laki
  • Komplek Gunung Meratus
  • Bukit Langara
  • Bukit Kantawan
  • Air Terjun Belawaian
  • Goa Liang Bangkai
  • Goa Batu Hapu
  • Goa Baramban
  • Goa Liang Udud
  • Goa Perjuangan Hasan Basri

Untuk pengembangan kawasan wisata energi terbarukan terdapat di beberapa lokasi:

  • Air Panas Hantakan
  • Air Panas Batu Bini
  • Air Panas Tanuhi
  • Air Panas Lok Bahan

Selanjutnya ada pengembangan kawasan geowisata/geopoint yang dilakukan di Bukit Kayangan.

Pengembangan juga dilakukan di kawsaan Non Geologi yang kemudian dintergrasikan di kawasan geopark yaitu Danau Biru.

Terdapat juga kawasan pendukung yaitu: Bentang Alam Desa Nateh, Tepi Pantai Amandit, dan Gunung Belanda.

Terakhir adalah pengembangan kawasan sejarah dan situs budaya masa lampau (Arkeologi) yang terdapat di beberapa geosite: Goa Liang Tapah, Goa Liang Bangkai, Goa Perjuangan Hasan Basri dan Situs Arkeologi.

28 December 2023
REGINA LAPON SUPERWOMAN DARI KABARE, PENJAGA SATWA ENDEMIK DI WAIGEO UTARA

Walaupun tidak dalam usia mudanya lagi, wanita yang akrab dipanggil Mama Regina ini, berpatroli dalam kawasan hutan Kabare, lalu Kalisade, Bonsayor dan Asukweri. Tak hanya di hutan, Mama Regina juga melakukan patroli di wilayah pesisir dan sekitarnya yang masuk dalam wilayah Distrik Waigeo Utara.

Dalam kawasan hutan inilah terdapat beberapa satwa endemik pulau Waigeo, diantaranya Red Bird of Paradise (Paradisae rubra) atau Cenderawasih Merah, Wilson bird of Paradise (Cicinnurus respublica) atau Cenderawasih Botak, dan Maleo Waigeo (Aepypodius bruijnii). Selain itu juga beberapa tumbuhan endemik yang baru-baru ini ditemukan, yaitu Anggrek Biru (Dendrobium azureum).

Di usia mudanya, Mama Regi sempat bekerja di perusahan tambang yang beroperasi di Waigeo Utara dengan pertama kalinya direkrut sebagai Koki pada tahun 2006. Dalam sela-sela kerjanya itu, ia juga kerap ditugaskan membantu urusan pekerjaan rumah atau housekeeping dalam kompleks perumahan para pegawai. Kemudian pada tahun 2007, Mama Regi diajak ikut dalam tim eksplorasi hingga tahun 2009 dan sempat diikutsertakan untuk membantu dalam laboratorium perusahaan tambang tersebut.

Hingga pada tahun 2011, dikarenakan perusahaan tambang ini hanya meng-ekspor bahan mentah keluar Waigeo Utara, Pemerintah Provinsi Papua Barat menghentikan pengoperasiannya hingga tahun 2021. Sehingga, Mama Regi dan pekerja lokal lainnya akhirnya dirumahkan dalam kurun waktu yang lama.

Mengadu nasibnya di Kota Sorong, Mama Regi beberapa kali ikut berjualan ikan dan menjadi guide wisata untuk trip Raja Ampat hingga tahun 2017. Melihat kesempatan untuk memiliki penghasilan dalam geliat perkembangan pariwisata Raja Ampat, Mama Regi memutuskan pulang ke Kabare dan membangun Homestay serta mengikuti sejumlah pelatihan wisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Salah satu lembaga yang terlibat saat itu adalah Fauna & Flora International – Indonesia Programme (FFI’s IP) untuk Raja Ampat, yang sedang melaksanakan program Spacial Monitoring and Reporting Tools atau disingkat SMART Patrol bersama Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Papua Barat yang ditujukan bagi masyarakat lokal. Dari sinilah orientasi dan semangat menjaga alamnya tertanam kuat dalam hatinya.

Walaupun pada awalnya, secara mandiri ia menyiapkan Tallysheet dan belajar fotografi dengan Smartphone dan mengikuti berbagai pelatihan lain untuk dapat mengoperasikan GPS, ia mengaku senang dan semangat untuk belajar memahami ilmu yang baru itu.

Kini, wanita yang lahir pada tanggal 25 januari 1979 ini mendedikasikan hampir seluruh waktunya untuk menjaga alam. Berpatroli, masuk-keluar hutan dan menyusuri pesisir pantai, dilakukannya dengan penuh semangat.

Diceritakan Mama Regi, apa yang dilakukannya sempat dilihat sebagai sebuah kebiasaan aneh oleh masyarakat di kampungnya. Namun hal tersebut tidak membuat dirinya merasa dikucilkan dan di-cap terpengaruh orang luar.

Perlahan dan penuh kesabaran, sekarang banyak teman-teman dan kenalan. Bahkan para remaja dan pemuda-pemudi kampungnya yang antusias dan sering menjadikannya tempat bertanya jika menemukan satwa ataupun tumbuhan unik di sekitar kampung.

“Dulu yang awalnya mama(saya) tidak tahu sekarang su bisa dan mengerti. Sekarang sering mereka tanya-tanya mama, apalagi mama juga tanam-tanam sayur, jadi mereka belajar juga untuk bikin kebun sendiri,” jelas Mama Regi.

Mama regi pun sering menjelaskan tentang bagaimana hubungan keberadaan satwa-satwa, khususnya dalam tatanan ekosistem dan rantai makanan atau rantai energi yang berujung pada mengelola hutan secara berkelanjutan. Sehingga dapat diwariskan kepada generasi anak cucu Kampung Kabare dan sekitarnya.

Terlebih wilayah Waigeo Utara adalah salah satu ekosistem penting pendukung Gunung Nok, tempat keberadaan beberapa satwa endemik seperti Maleo Waigeo, juga tumbuhan endemik, yaitu Anggrek Biru. Sehingga aktivitas SMART Patrol yang dilakukan Mama Regi dan rekan-rekannya sangat penting untuk menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.

Wanita yang hanya menyelesaikan pendidikannya di kelas 2 SD ini mengaku akan terus semangat menjaga hutan dan pesisir kampungnya hingga dirinya sudah tak mampu lagi berjalan.

Dikatakannya, hingga saat itu tiba baru ia akan menyerah dan beristirahat, untuk sekarang ia akan terus melakukan pengamatan untuk satwa dan tumbuhan yang terlihat di hutannya, mengambil data titik koordinat pada lokasi pengamatan, menuliskan dan mendeskripsikan fitur alam yang menarik, lalu mendokumentasikan visual dengan kamera satwa-satwa maupun tumbuhan-tumbuhan yang ditemuinya.

“Mungkin sampai mama tidak bisa jalan baru mama menyerah, tapi selagi mama masih kuat maka akan terus mama lakukan. Biar mama punya anak cucu nanti tetap bisa lihat cenderawasih, burung maleo, rangkong dan binatang-binatang lain langsung di hutan ini,” ujar Mama Regi.

28 December 2023
PIAYNEMO, BENTANGAN KARST SEPANJANG HORIZON FAVORIT MEDIA SOSIAL

Raja Ampat, – Sepertinya bukan omongan kosong belaka jika mengatakan bahwa diantara spot-spot wisata di Raja Ampat, Topview Piaynemo adalah spot wisata paling populer milik Raja Ampat. Hal ini karena objek wisata berbentuk panorama ini paling sering bertengger di beranda media sosial netizen Indonesia maupun mancanegara yang telah mengklaim dirinya berlibur di Raja Ampat.

Mulai dari selfie, wefie, pre-wed, full-scale landscape, bahkan hingga atraksi maupun aksi-aksi aneh para netizen nyaris telah di”coba” pada dua platform dipuncak bukit karst Piaynemo. Fenomena zaman now ini tidaklah mengherankan, karena bentangan pulau-pulau Karst yang sekilas tersusun tidak beraturan ini menciptakan panorama indah diatas permukaan laut yang memiliki gradasi warna dari hijau toska ke biru muda dan, sepertinya memiliki efek magis bagi siapapun yang melihatnya kemudian muncul keinginan ingin segera mengabadikan dengan kamera yang dimiliki.

Untuk menikmati pemandangan indah ini, wisatawan diajak untuk menjajaki kurang lebih tiga ratus anak tangga hingga ke puncak. Setelah dikembangkan dan dikelola dengan baik oleh Kelompok Pengelola Geowisata Piaynemo, kini terdapat rute masuk dan keluar untuk memudahkan wisatawan agar tidak terjadi kerumunan dan kemacetan dijalur anak tangga ini. Juga pada sepanjang jalur ini terdapat gazebo dan rest area yang dapat digunakan wisatawan untuk sekedar beristirahat melemaskan kaki atau menunggu giliran, karena platform dipuncak Karst memiliki batasan jumlah wisatawan yang diperbolehkan berada diatasnya. Biasanya, hal ini akan diingatkan oleh masing-masing tur guide yang menemani para wisatawan.

Setelah puas berfoto dan mengabadikan momen diatas puncak Topview Piaynemo, wisatawan pun diajak menikmati suguhan kuliner lokal yang terdapat pada stan-stan masyarakat. Para penjaja kuliner lokal ini berasal dari tiga kampung yang berada disekitar objek wisata Piaynemo, yaitu kampung Saupapir, Pam, dan Saukabu. Tidak lengkap rasanya kalau mengunjungi objek wisata Piaynemo dan tidak merasakan air kelapa muda dan panganan lokal khas dari tiga kampung ini.

Situs Geopark kebanggaan Raja Ampat ini pun telah dikunjungi oleh Presiden ke-enam, Joko Widodo bersama istrinya, Iriana Joko Widodo dalam salah satu kunjungannya ke Raja Ampat. Dalam kunjungannya itu, Jokowi menguatkan lagi status Piaynemo ini sebagai spot wisata favorit unggulan Indonesia. Topview Piaynemo pun tahun lalu, tepatnya pada tahun 2019 menyabet juara dalam Indonesia Sustainable Tourism Awards atau ISTA dalam Kategori Pengelolaan Destinasi Berkelanjutan dengan peringkat Green Gold.

28 December 2023
PERJALANAN MENGARUNGI LAUTAN, MENCAPAI NEGERI PARA RAJA, TUNTAS 300 TAHUN KEMUDIAN

Waisai, Raja Ampat – Alkisah, dua kakak beradik, yakni Mambibi Sareo dan Abraham Sareo lahir di Pulau Biak. Beranjak dewasa, dua orang kakak beradik ini terpisah karena sang kakak, Mambibi Sareo yang memiliki kecakapan dalam menaklukkan ombak dan mengarungi samudra memutuskan untuk mengikuti rekan-rekannya dalam ekspedisi besar masyarakat Biak untuk merantau dan menjelajahi pulau besar Papua.

Kayuhan dayung dan hempasan ombak yang memukul badan perahu kajang yang digunakannya membawanya ke perairan pulau Waigeo, Raja Ampat. Karena merasa asing dan belum bertemu masyarakat asli, perahu kajang yang digunakannya itu hanya dibiarkan tetap berlabuh dilepas pantai.

Setelah menunggu sekian lama, Mambibi akhirnya bertemu dengan masyarakat asli Raja Ampat, yakni suku Maya Raja Ampat, yang datang dari Teluk Mayalibit. Masyarakat suku Maya saat itu datang menemui Mambibi untuk memperingatkannya tentang para bajak laut dari Halmahera yang sering mengganggu para nelayan masyarakat suku Maya, bahkan hingga tidak segan-segan melukai dan membunuh jika mereka melawan para bajak laut.

Mendengar keluhan itu, Mambibi yang sejak muda dijuluki jagoan atau Mambri oleh masyarakatnya di Biak Supiori, menenangkan utusan dari masyarakat Suku Maya. Bahkan ia mengajak para utusan itu untuk pindah dan hidup bersamanya dipesisir selatan Waigeo ini. Ia meyakinkan para utusan bahwa ia terkenal kuat dan ahli dengan ilmu-ilmu warisan dari nenek moyangnya di Biak.

Ketika gerombolan bajak laut mulai terlihat di laut hendak menuju ke pesisir pulau Waigeo, masyarakat suku Maya pun kembali ke dalam rimbunan hutan. Para bajak laut pun melihat perahu kajang Mambibi yang tertambat dilepas pantai pulau Waigeo, tahulah mereka ada orang asing yang datang ke pulau jarahan favorit mereka. Mereka kemudian memutuskan untuk bertemu Mambibi sekaligus mengambil jarahan seperti biasanya dari suku Maya. Sebuah perahu dilepas menuju pantai dan melihat Mambibi yang telah menunggu mereka di pantai berpasir putih dengan tongkat tokongnya. Tongkat panjang yang biasanya digunakan sebagai pengarah kapal saat mencapai daratan atau menghindari terumbu karang perairan dangkal ini, berputar dan bergerak lincah oleh tangan kuat Mambibi. Pamer kekuatan itu diperlihatkan Mambibi dihadapan para bajak laut sebagai tanda ia tak gentar meski melihat para perompak dan bajak laut tersebut turun dari perahu dengan senjata tajam dan tongkat pemukul.

Perkelahian dan adu kekuatan pun terjadi. Namun Mambibi yang hanya seorang diri, akhirnya menggunakan ilmu gaib yang dimilikinya, saat mantera dan gerakan yang dipelajarinya dari leluhurnya dikerahkan, perkelahian yang tadinya berat sebelah pun berakhir dengan banyaknya jatuh korban dipihak perompak dan bajak laut Halmahera. Maka, takutlah mereka, serta berlarian melarikan diri. Mambibi memutuskan membiarkan satu kapal mereka untuk kembali ke sarangnya sekaligus untuk menyiarkan kabar

Setelah peristiwa tersebut, tidak ada lagi para perompak dan bajak laut yang datang ke pulau Waigeo. Atas jasanya memberikan rasa aman di laut pulau Waigeo, Kepala Suku Masyarakat Maya saat itu menyerahkan pesisir yang ditempati Mambibi untuk menjadi miliknya. Mambibi pun mulai menggiring masuk perahu kajangnya hingga naik ke daratan. Perahu besar itu pun diubahnya untuk menjadi tempat tinggal permanen, dan ia menamakan pantai dan daerah tersebut dengan nama keluarganya, yaitu Sareo atau dikemudian hari menjadi Saleo.

Nama Keluarga yang Berubah Akibat Dialek Lokal

Mambibi Sareo yang memutuskan tinggal di pesisir selatan pulau Waigeo ini kemudian menikah dan memiliki keturunan yang dibesarkannya disepanjang pesisir ini. Alhasil, banyak penduduk lain pulau Waigeo akhirnya memutuskan untuk tinggal dan menetap bersama sang Mambri dari pulau Biak ini. Awalnya ia dikenal dengan julukannya yang telah terkenal, Mambibi Sareo. Tapi, diakibatkan adanya perubahan pengucapan dan dialek penduduk lokal pada huruf ‘r’ yang berubah bunyi menjadi ‘l’, maka nama keluarga Mambibi perlahan berubah menjadi Saleo. Pengucapan nama baru ini berlangsung cukup lama dan anak cucu Mambibi Sareo dikemudian hari pun menerima hal tersebut. Sehingga, selain nama keluarga yang menyesuaikan, nama pantai ini pun menjadi Pantai Saleo.

Pertemuan Bersejarah

Di sisi lain, adik dari Mambibi Saleo, yakni Abraham Sareo, yang tak kunjung mendapatkan kabar perihal keadaan kakaknya yang pergi berlayar, mengira kakaknya itu telah tewas dalam perjalanan atau mendapatkan bencana dan kecelakaan dilautan luas sehingga tidak bisa kembali ke kampung. Dugaannya ini dibiarkan dan diyakini Abraham sampai saat ini.

Siapa menduga, rentang waktu 300 tahun perpisahan dari dua garis keturunan ini akhirnya mencapai titik ahir. Dua garis keturunan kakak adik ini, yaitu Hj. Alfiah Saleo, dan Arnold Sareo berumur panjang dan bertemu di pantai sang kakek buyut pada penghujung akhir tahun 2021. Meski Kapal kajang yang dinaikkan ke daratan telah membusuk dan hancur secara alami, kedua keturunan ini bersama keluarga besar mereka sepakat untuk menyelenggarakan acara adat untuk mengenang peristiwa sejarah leluhur mereka.

Berawal dari salah satu keturunan Mambibi Saleo mengunjungi Biak pada tahun 2020 lalu. Disana, yang bersangkutan sempat ditanyakan asal-usul leluhur dan hubungannya dengan marga Sareo yang ada di Biak dan Supiori. Saat mendengar keterangan bahwa ia adalah keturunan Mambibi Sareo yang berhasil tiba dan memiliki anak cucu dipesisir selatan pulau Waigeo, seketika keturunan Abraham Sareo yang melakukan konfirmasi menyahut dengan sukacita dan bahagia, karena saudara mereka yang diperkirakan hilang dan tak berkabar saat merantau, ternyata berhasil berlayar hingga ke pulau seberang. Bukan hanya itu, bahkan saudaranya itu telah memiliki keturunan yang banyak dan mendiami wilayah-wilayah pesisir di Waigeo.

Setelah bertukar kabar melalui perangkat seluler, keluarga keturunan Abraham Sareo, yakni keluarga kakak-adik Arnold dan Hendrik Sareo merencanakan akan mengunjungi kakak mereka yang ada di Raja Ampat. Berbagai persiapan pun disiapkan Hj. Alfiah Saleo dan adik-adiknya untuk menyambut para saudaranya itu. Sebagai anak tertua dan keturunan langsung Mambibi Saleo, wanita yang akrab dipanggil mama haji Saleo ini kemudian membangun monumen perahu kajang tepat diatas tanah, bekas tempat lunas perahu kajang Mambibi Saleo.

Acara adat yang dimulai pada Minggu, 19 Desember 2021 hingga Selasa, 21 Desember 2021 ini diawali dengan prosesi penyambutan dengan tari-tarian serta reka ulang penjemputan oleh keluarga mama haji Saleo. Saat Mansorandak, atau prosesi selamat datang, yang biasanya menggunakan air, digantikan pasir putih pantai Saleo, karena menurut mama haji Saleo, penggunaan air hanya bagi yang baru datang ke Raja Ampat, sedangkan keluarga Arnold Sareo adalah keluarganya yang datang, sehingga menggunakan pasir putih pantai Saleo.

Pada acara resepsi hari Selasa, Keluarga Besar Saleo dan Sareo meresmikan monumen perahu kajang yang kemudian diberi nama Ponsauw yang terdiri atas kata Pon yang berarti terdahulu datang dan Sauw yang berarti dermaga atau pelabuhan. Lalu, kedua keluarga pun sepakat memberikan julukan Yenkamara, yang bermakna perempuan yang berani dan perkasa, kepada Hj. Alfiah Saleo, juga julukan Inda Manam diberikan kepada adiknya, yaitu Sarah Saleo yang bermakna perempuan berwajah elok dan manis.

28 December 2023
Belalak Gendang

Belalak Gendang ialah sebuah lagu pengiring tarian yang dimainkan oleh Suku Anak Dalam dalam acara 'Bebalai'.

Belalak gendang sendiri mempunyai makna,

• "Betih Kecik Membunting Padi"

Betih Kecik Membunting Padi ini memiliki arti "pakaian putih membungkus badan, yang memiliki makna yang lebih luas, bahwa sejatinya manusia akan dibungkus kain kafan dalam kehidupan. Maka, bertindaklah sebagai mana manusia pada umumnya, jangan bertindak yang akan mendatangkan karma dalam kehidupan.

• "Ini Tando mainan balai"

Ini tando mainan balai mempunyai arti, ini hanya mainan bebalai panggung, hal-hal buruk jangan datang ke kami.

• "Kemeletik di jari aluih, Kemelebut punco selindang"

Secara kalimat berarti lemah gemulai di jari yang halus lembut, bergerak seirama selendang yang menempel. Ini memiliki makna pada saat menari, lihatlah jari yang lemah gemulai yang ditarikan oleh para wanita itu yang terbalut dengan selendang, lihatlah keindahannya, maka hatimu akan terpesona.

• "Ini Tando Mainan Balai"

Yang berarti, ini hanya mainan balai panggung, hal-hal buruk jangan datang.

• "Tekang Teku Pinggang Ngaru, Rambut Panjang Liku-beliku"

Pada bagian ini memiliki arti, lekak lekuk pinggang bergoyang, rambut panjang bergoyang goyang. Dalam gerakan ini memiliki makna, wahai dewa pemilik alam, jangan ganggu anak cucu mu sedang bergoyang, cukup datangkan angin sesuai rambut yang bergoyang.

• "Ini Tando mainan balai"
 
Artinya ini hanya mainan balai, hal-hal buruk jangan datang.

• "Rambut keriting ikal ke kening, ini pembawa hatiku gilo, lelalayang mandi di ambune, sembak Kelik di tundai angin"

Syair ini memiliki arti, rambut keriting menutupi kening, ini membuat hati ku gila, bidadari mandi di embung indah, tertiup angin semilir ( Sepoi Sepoi ). Syair ini mempunyai makna, syair pemikat untuk lawan jenis, dimana, kalau sudah masuk pada syair tersebut, maka kita akan tidak sadar mengikuti gerak tarian yang kita lihat melalui gerakan tarian tersebut.

28 December 2023